cerpen
Wednesday, June 15, 2005
 
Cinta Buta
Cerpen Hari Siswadi

Hari ini adalah hari ini. Dan hari ini bukanlah hari yang kemarin. Sebab hari yang kemarin bukanlah hari ini. Begitu juga lusa. Setidaknya begitu. Sepertinya memang begitu. Seharusnya mesti begitu. Bisakahku?

Seperti hari yang kemarin aku selalu melihat mereka. Sepasang muda-mudi yang berjalan selalu beriringan. Sepasang muda-mudi yang selalu menyunggingkan senyuman. Sepasang muda-mudi yang selalu menampakkan wajah berseri-seri. Sepasang muda-mudi yang selalu membuatku iri. Oh, adakah mereka mengerti?

Hari ini, seperti hari yang kemarin, aku melihat si pemuda dengan sepotong tongkat di tangannya selalu berjalan di depan si pemudi. Seolah-olah si pemuda siap melindungi si pemudi dari semua aral yang sedia merintangi. Sementara itu bagian pinggang bajunya selalu digamit oleh tangan si pemudi. Seakan-akan tak ingin lepas jauh darinya. Rupanya hari ini mataku disajikan sebuah kesetiaan sejati yang tengah dia jalani. Termasuk cinta butakah ini?

Selalu saja aku melihat mereka berdua seperti hari yang kemarin. Selalu saja aku melihat mereka berdua yang sepertinya mampu menatap dunia di hadapan. Walau hanya dengan hati di genggaman. Walau hanya dengan rabaan tongkat di tangan. Walau hanya dengan cinta di pelukan. Walau hanya dengan buram di pandangan. Oh, mampukah aku dan dunia menerimanya sebagai sebuah pelajaran?

***

(Seperti kata Melly Goeslaw, akupun ingin mencintai dan dicintai!)

ipal @ 7:40 AM - -



                                                                 
profile

ival :



ival@Dal.Net
My chenel :#yogyacafe, #poolside, #sebelah, #joged, #bandunghelp, #yogya, #bandung


Jam
My Picture
gue gitu loh
Aku adalah angin yang pergi kesegala penjuru bumi.
Aku adalah daun kering yang mudah terbakar bila terkena api.
Aku adalah pohon kokoh yang tidak akan tumbang meski diterjang badai.
Aku adalah awan yang dapat meneteskan air dikala mendung.
Aku adalah hewan buas yang dapat membunuh apapun yang mengancamku.

Google