|
Sunday, October 09, 2005
|
|
Jangan Jadi Seperti Embun
Jangan jadi seperti embun ghairah bermalam di hujung rumput bermadu kasih di daun rindu bergurau senda di ilalang kering atau singgah sekadar melepas lelah di jendela kaca di tengah keasyikan menabur janji terjala nafsu yang lesu dalam diam ingin kembali ke dalam harum bunga cinta yang rebah mimpi manisnya
jangan jadi seperti embun lagu puisinya pasti sumbang dan kaku lalu kata-kata yang tersusun indah dan janji yang terkumpul sirna berlari kencang bersama angin keras bila tertebar mentari pagi dari tidur yang panjang
jangan jadi seperti embun hanya menjadi bijak terukir luka menumpangkan pedih dan tidak pernah berbicara pada padang kehidupan yang sama di tengah-tengah ketidakabadian belajarlah dari batu di tepi jalan atau di tepian pantai di kaki bukit dan gunung sentiasa berselimut dalam diam bila terlontar ke dalam kolam sukma setia berbicara di ruang yang sama meninggalkan kesan betapa suaranya didengar dan menolak keterasingan hingga ke dasar air suasana.
jangan jadi seperti embun tidak pernah sedar diketawakan batu yang diam tapi tak diam bila teriak air dan bergetar teratai di kolam.
|
ipal @ 5:25 AM - Permalink -
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
profile
ival :
ival@ Dal.Net
My chenel : #yogyacafe, #poolside, #sebelah, #joged, #bandunghelp, #yogya, #bandung
Jam
My Picture
Aku adalah angin yang pergi kesegala penjuru bumi.
Aku adalah daun kering yang mudah terbakar bila terkena api.
Aku adalah pohon kokoh yang tidak akan tumbang meski diterjang badai.
Aku adalah awan yang dapat meneteskan air dikala mendung.
Aku adalah hewan buas yang dapat membunuh apapun yang mengancamku.
Google
shoutbox
link
Previous Post
Archives
Credits
|
|